Saya dan Keluh Kesah Saya: Blackpink, Shopee, dan Maimon, serta Osama, Reuni Akbar 212, dan PBNU
(ilustrasi polemik cuitan Osama by kumparan)
Gua mau curhat ini, beneran.
Pasti kalian tau dong, soal Ibu Maimon Herawati, dosen Jurnalistik Universitas Padjadjaran yang bikin petisi supaya iklan Shopee featuring girlband terkenal, Blackpink, dihapus dari TV?
Oke, jadi gini.
Gua sebenernya biasa-biasa aja sih sama iklan Shopee-nya. I was like, 'oh, iklannya Shopee pake BP'. Lalu kemudian, ada petisi buatan Ibu MH ini. I was like, 'iya sih, emang nggak baik', so gua tandatanganin petisi di Change.org punya dia.
Yang membuat gua pengen curhat adalah:
1. Ada yang bilang begini:
1.1 'Halah, palingan kalo liat iklan Jojo buka baju langsung melongo, haha.'
My sane mind was like, 'WTF??? How can you even conclude something that not related?'.
1.2 'Mungkin dia dendam karena waktu 212 nggak ada yang liput, wkwk.'
And again, I was like, 'WTF bitch, korelasinya apa coba?'.
1.3 'Bersihkan personil kalian dari HTI'.
'Kalian' di sini merajuk pada KPI. What minds me is, WHAT is the correlation between KPI and HTI? Apa karena dukung MH blokir iklan Shopee maka jadi HTI? What an IMBECILE.
2. Kebanyakan orang langsung menyerang KPI dan MH tanpa melihat dari 2 sisi. Mereka terlalu subyektif dalam berkomentar.
Ini yang bikin gua sebel setengah mati. Eh, setengah hidup. Eh, sama aja sih.
Ya, pokoknya gua kesel dah.
Gini loh, kalo aja orang-orang itu mau jernih mikir, semua pihak emang salah. Jadi, bukan cuma KPI sama MH aja yang salah. Shopee dan Blackpink. Apalagi, kebanyakan yang komentar itu K-Popers, terlebih Blink (nama fans Blackpink). Gua sebagai orang yang biasa aja mencoba mengambil jalur tengah.
Blackpink memang budaya luar, dan tidak sesuai dengan norma kesopanan di Indonesia. Ya, itu benar. Tapi, jangankan Blackpink, Indonesia saja banyak yang melanggar norma kesopanan, dan tak ditindak KPI meski sudah diprotes banyak orang. Jadi, rasanya tak adil kalau Blackpink diblokir sementara tayangan-tayangan tak senonoh tetap merajalela di berbagai stasiun televisi Indonesia. Pun juga Shopee tak luput dari kesalahan. Karena mencoba meraup keuntungan lebih lewat artis yang sedang naik daun, norma-norma pun diabaikan. Seharusnya, Shopee bisa lebih bijak dalam memilih artis.
Nah, kalau mereka berpendapat seperti penjabaran di atas, akan kelihatan lebih baik ketimbang hanya menyalahkan satu sisi saja, apalagi ditambah konklusi-konklusi tolol yang tak ada korelasinya sama sekali seperti yang telah dijabarkan di poin nomor 1.
Dan akhirnya, gua juga tandatanganin petisi bujuk KPI blokir tayangan tidak bermutu di seluruh stasiun televisi Indonesia. Jadi fair, 'kan?
Oke, masalah yang itu udah plong.
Sekarang, masalah cuitan Duta Besar Arab Saudi di Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi.
Seperti diketahui, cuitan Osama menjadi bahan penggorengan pendukung petahana. Cuitan yang dipermasalahkan adalah cuitan yang menyinggung soal Reuni Akbar 212.
Di cuitan milik Osama yang sekarang sudah dihapus, Osama berkata, "berkumpulnya jutaan manusia dalam rangka persatuan Islam sebagai reaksi atas pembakaran bendera atau panji tauhid dari kelompok yang sesat sebulan lalu".
Barulah, setelah cuitan itu dihapus, ia menggantinya dengan kalimat, "berkumpulnya jutaan manusia dalam rangka persatuan Islam. Rakyat bekerja sama dalam rangka menjaga keamanan nasional".
PBNU geram pada Osama. Banyak yang mendukung agar Osama meminta maaf pada NU, terutama pendukung petahana.
Kalau saja mau dipikir, sebenarnya buat apa NU marah? Apakah Osama menyinggung bahwa pelaku pembakaran bendera adalah NU? Tidak, bukan?
Jadi, mengapa NU marah?
Patut dipertanyakan.
Sampe gedek sendiri gua. Disinggung aja enggak, disuruh minta maaf. Buat apa, coba.
Sekian curhatan saya hari ini.
Udah.
Komentar
Posting Komentar