Video Porno Atau Rokok, Mana Adiktif yang Lebih Baik?
Banyak sekali hal adiksi
di dunia, namun yang cukup terkenal di masyarakat Indonesia adalah adult
video (yang lebih sering disebut video bokep) dan rokok.
Jadi akhirnya saya
membuat jajak pendapat (polling) di Twitter berjudul: "AV atau
rokok, mending adiktif yang mana", dengan pilihan 1 adalah AV dan pilihan
2 rokok pada hari Senin 25 Februari 2019, dengan intensi saya bisa mengambil
sebuah kesimpulan berdasarkan data yang didapat. Jajak pendapat ini berlangsung
selama 2 hari, 25-26 Februari 2019.
Di hari pertama, rokok
memimpin dengan 62% suara atau 33 orang dari 53 koresponden. Namun, esoknya,
Selasa 26 Februari, kedudukan keduanya berbalik sampai polling ini
ditutup pada jam 19.17 WIB, dengan AV memperoleh 53% suara dari 120
koresponden, yakni sebanyak 64 koresponden yang memilih adult video. Ternyata perbedaan ini lumayan tipis.
Sebelumnya, saya
menambahkan MSG sebagai pilihan ketiga. Tentu saja banyak yang memilih MSG.
Karena saya rasa pertanyaanya terlalu mudah, ditambah koresponden hanya 9
orang, akhirnya saya buat lagi dengan menghilangkan pilihan MSG.
Pada dasarnya saya
membuat ini hanyalah karena rasa ingin tahu akan respon orang-orang mengenai 2
hal adiktif yang sudah cukup akrab di masyarakat kita ini.
Jadi, di sini saya mau
mencoba mengupas habis mengapa AV lebih baik dari rokok.
Seperti yang kita
ketahui, industri adult video memang selalu laris manis, pun juga rokok.
Bedanya, kelarisan keduanya ada yang ditampakkan, yang satunya lagi
disembunyikan karena masih dianggap tabu di Indonesia.
Bedanya lagi, secara
medis, yang satu merusak paru-paru dan membahayakan orang lain, yang satunya
lagi merusak kerja otak.
Bedanya lagi, semua
orang belum tentu merokok, tapi semua orang pasti sudah pernah melihat video
porno, sengaja ataupun tidak sengaja.
Persamaannya, keduanya
memang sama-sama tak sehat.
Untuk diketahui, efek
samping menonton video porno adalah kerusakan pre-frontal cortex (PFC)
yang sejatinya merupakan pembeda antara otak manusia dan binatang. PFC mengatur
segala emosi dan pemikiran manusia agar memiliki adat dan etika, sehingga akan
berakibat fatal jika rusak karena hal yang sebenarnya bisa dihindari.
Jika dijabarkan secara
medis, dari beberapa sumber yang saya baca, sistem limbid yang mengatur emosi
aktif karena melihat video porno. Lalu, sistem ini akan mengaktifkan zat
dopamin, yang memberikan rasa senang dan kecanduan. Efek adiktif porno sama
besarnya dengan efek zat NAPZA.
Sedangkan untuk efek
samping rokok sendiri, adalah kanker pada alat-alat pernapasan dan kanker
mulut. Bisa juga menimbulkan impoten dan mengganggu kelangsungan hidup seorang
janin, juga menyebabkan keruaskan otak meski tak separah efek dari menonton
video porno. Yang paling parah, rokok dapat menyebabkan kematian bagi
penggunanya.
Memang tak bisa
dipungkiri, selama ini hanya ditemukan bahwa orang bisa meninggal karena
merokok, bukan karena menonton film porno.
ー2019年。3月。20日 (水)、「16・34」
Komentar
Posting Komentar